Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menambah jumlah penerima Subsidi Siswa Miskin (SSM). Hal itu merupakan upaya pemerintah untuk menunjukkan konsistensinya membuka akses pendidikan bagi masyarakat.
Di samping itu juga merupakan langkah antisipasi dari rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 1 April yang akan datang.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh mengatakan sebelum ada rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, jumlah penerima SSM hanya sekitar enam juta siswa. Akibat kenaikan (harga BBM) ini, maka diusulkan penerima SSM totalnya menjadi 14 juta.
”Jadi ada penambahan sekitar delapan juta siswa,” ungkap Nuh di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin.
Menurutnya, rencana kenaikan harga BBM ini juga akan berdampak kepada siswa atau keluarga yang masuk dalam kategori hampir miskin. Oleh karena itu, pihaknya berusaha untuk melindungi anak-anak yang masih bersekolah sehingga proses pendidikan dapat terus berjalan.
”Pendidikan harus terus berjalan bagi semuanya. Ketika BBM naik, ada yang kena dampak. Bagaimanapun juga anak-anak harus tetap sekolah,’’ terangnya.
Putus Sekolah
Dirinya tidak ingin kenaikan harga BBM tersebut menambah jumlah siswa putus sekolah, dikarenakan tidak mampu membayar biaya pendidikan. Kenaikan BBM itu juga berdampak bagi keluarga yang hampir miskin.
”Jadi, bukan hanya yang ada dalam garis kemiskinan saja yang akan kita beri SSM. Sehingga, tidak menambah jumlah siswa putus sekolah karena kekurangan biaya,” tutur dia.
Di samping menambah jumlah siswa penerima SSM, pihaknya juga akan menaikkan unit cost. Untuk sekolah dasar (SD) dari Rp 380 ribu per siswa per tahun, dinaikkan menjadi Rp 450 ribu per siswa per tahun. Sementara SMP, unit cost SSM yang semula Rp 550 ribu, menjadi Rp 750 ribu. ”Sedangkan SMA, dari Rp 780 menjadi satu juta,” sebut mantan Rektor ITS itu.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati mengatakan, program SSM tidak akan memberikan dampak apa-apa.
Dirinya mengusulkan, anggaran SSM sebaiknya dialokasikan untuk menambah anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (K32-91) (/)
Sumber : Suaramerdeka.com
Sumber https://mtsmafaljpr.blogspot.com/Di samping itu juga merupakan langkah antisipasi dari rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 1 April yang akan datang.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh mengatakan sebelum ada rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, jumlah penerima SSM hanya sekitar enam juta siswa. Akibat kenaikan (harga BBM) ini, maka diusulkan penerima SSM totalnya menjadi 14 juta.
”Jadi ada penambahan sekitar delapan juta siswa,” ungkap Nuh di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin.
Menurutnya, rencana kenaikan harga BBM ini juga akan berdampak kepada siswa atau keluarga yang masuk dalam kategori hampir miskin. Oleh karena itu, pihaknya berusaha untuk melindungi anak-anak yang masih bersekolah sehingga proses pendidikan dapat terus berjalan.
”Pendidikan harus terus berjalan bagi semuanya. Ketika BBM naik, ada yang kena dampak. Bagaimanapun juga anak-anak harus tetap sekolah,’’ terangnya.
Putus Sekolah
Dirinya tidak ingin kenaikan harga BBM tersebut menambah jumlah siswa putus sekolah, dikarenakan tidak mampu membayar biaya pendidikan. Kenaikan BBM itu juga berdampak bagi keluarga yang hampir miskin.
”Jadi, bukan hanya yang ada dalam garis kemiskinan saja yang akan kita beri SSM. Sehingga, tidak menambah jumlah siswa putus sekolah karena kekurangan biaya,” tutur dia.
Di samping menambah jumlah siswa penerima SSM, pihaknya juga akan menaikkan unit cost. Untuk sekolah dasar (SD) dari Rp 380 ribu per siswa per tahun, dinaikkan menjadi Rp 450 ribu per siswa per tahun. Sementara SMP, unit cost SSM yang semula Rp 550 ribu, menjadi Rp 750 ribu. ”Sedangkan SMA, dari Rp 780 menjadi satu juta,” sebut mantan Rektor ITS itu.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati mengatakan, program SSM tidak akan memberikan dampak apa-apa.
Dirinya mengusulkan, anggaran SSM sebaiknya dialokasikan untuk menambah anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (K32-91) (/)
Sumber : Suaramerdeka.com
Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Comments
Post a Comment